Skip to main content

Aku Jemu Burung Kata


Matahari jelas diubun-ubun
Keringat telah basahi ketiak
Kerongkongan kering tak berpelumas
Bahkan ludah ku hampir habis kutelan
Perut ikut-ikutan, berdemo menuntut haknya

Orang didepan berceloteh ria tak perduli
Ia asyik menerbangkan burung-burung kata
Burung itu beterbangan memenuhi ruang
Hinggap di kepala
Mematuk telinga kiri dan kanan

Kau tahu telingaku tak ingin lagi dipatuk
Lihat daun telingaku bahkan menutup sendiri, berlindung darimu

Tiba-tiba semilir angin mengusap lembut wajahku
Menolehkan wajahku keluar jendela
Kulihat teduhnya taman sekolah
Pohon ditaman melambai ramah,
Seolah mengajakku tuk tidur dipangkuannya
Ya, aku ingin tidur dipangkuannya
Seraya kudengar dendang angin menyibak dedaunan

Ohh sungguh bangkikan imaji-imaji di pikiran
Perlahan burung-burung itu seolah tersihir lantas mengabu
Abu yang berjatuhan tertiup angin menerpa wajah
Kepala ku mulai pening dan
Blazzz!!!
Aku muncul di awan mimpi
21 Januari 2015

Comments

Popular posts from this blog

Kesepian Bayang Cermin

Memandang diri dalam cermin Aku merasa iba padamu Terperangkap sepanjang riwayat Memandang bila aku memandang Mengedip bila ku mengedip Kau hadir ketika aku membutuhkanmu Melihatmu membuatku melupakan waktu Kau pasti kesepian selama aku tak ada Ah.. bagaimana kalau kita bermain sejenak? Ayolah keluar dari cerminmu Atau.. Biarkan aku masuk Katakan padaku, dimana celah yang dapat ku lewati? Tak ada jawaban

Secuil Kertas Pengharapan

Secuil kertas pengharapan yang aku lindungi dari hujan Kini telah terbaca Ia mengerutkan dahi dan tersenyum masam Takut-takut   aku bersembuyi Namun ia merengkuh tangan ku Dan membawaku menyelinap hujan Entah apa dalam benaknya

Naskah Hari Esok

Telah sunyi Telah sepi Jalanan kosong tak berpenghuni Pendar lampu semakin menampakkan cahayanya sendiri Mengalahkan sorot lampu kendaraan yang sedari tadi hilir mudik tiada henti Mereka yang lelah pulang Mereka yang tak sempat pulang bersandar dijalan Mereka yang tak punya tempat pulang meringkuk dipinggiran