Saat
matahari gila muncul diduniaku
Aku
berusaha menepis
Namun ia
tak jua pergi
Ia datang
karna tak ada tempat lain untuk terbit
Matahari
yang malang
Dengan
berbagai macam alasan ia terus menempel, melekat
Disampingku
ia duduk termangu
Sebentar ia
menunduk menangis terisak-isak
Ia bilang
ia lara
Sebentar
pula senyumnya mengembang, senyum kelabu
Ia bilang
dirinya hilang sukma
“Hey apa
yang kau lakukan? Aku bisa mati, dasar gila. Enyahlah!”
Kukira ia
akan melepaskan diriku
Tapi malah
semakin erat saja
Ku lepas
paksa ia
Ia malah
terkekeh-kekeh
Benar
ia gila, air matanya mengucur deras
Bisa
ia asik terkekeh-kekeh demikian?
Ya
Tuhan...
Sungguh
aku miris melihatnya
Hal
apa yang telah menimpakan ia
Kucoba
memahami dan mengerti, agar ia cepat pergi
Namun
tak kusadari aku menemukan diriku mulai tertarik
dalam
dunianya yang gelap dan suram
Semakin
dalam, semakin dalam, hingga aku tak kuasa melihatnya
Sudah
aku tak tahan lagi
Kemarilah...
Pinjam
saja bahuku
Tumpahkan
segala tangis sesukamu
Sampai
kau menyulut lagi sinar
Dan
terbitlah diduniaku, kau matahariku
10
Januari 2015
23:49
W.I.B.
Comments
Post a Comment