Matahari
yang slalu ingin ku enyahkan
Kini benar
ia pergi
Setelah
bahuku menjadi tempat peraduannya
Setelah
aku basah kuyup dihujani air matanya
Setelah
aku mulai menikmati dunia nya yang gelap dan suram
Setelah
ia tercatat di rentetan sejarah hidupku
Seolah
ia merampas segalanya
Memilih
menjadi bagian yang hilang,
Menjadi
bagian yang terlupakan dari sejarah
Dan
terbit di negeri nan jauh disana
Apa
mau dikata?
Itu
telah menjadi pilihan impiannya
Lalu
berpinta pada Tuhan agar kau disini?
Bukankah
doa ku hanya akan menjadi penghalangmu
Menambah
jumlah kegundahan dibenakmu?
Asal
kau tahu, aku tak kan pernah lakukan itu
Alasan
mengapa aku sanggup mengatakan enyahlah selama ini tanpa rasa takut
Karena
aku tahu tanpa keraguan sedikit pun
Kalau
kau akan kembali
Bersinar
lagi seperti matahari dalam hidupku
Tapi
kini kau mengharuskan aku mengucapkan enyahlah dengan kengerian yang menyertai
Aku
akan menerima keputusan mu itu
Ya.
Semua
berakhir disini
Mari
kita anggap semua kembali sediakala,
Dimana
kau hadir untuk yang pertama
Dan
agar semuanya menjadi lebih mudah
Untuk
yang terakhir kalinya
Kukatakan
ini,
“Enyahlah,
matahariku”
Comments
Post a Comment