Skip to main content

Kurenggut habis seluruh syairmu


Bila aku mendengarmu
Tiada hentinya aku menyanjungmu
Syair yang kau perdengarkan
Sungguh buatku tak henti jua menyimpul senyuman

Egokah aku, bila kurenggut seluruh syair itu?
Seluruh syair yang termuat dalam bingkai katamu
Seluruhnya yang mengisahkan dirimu
Memang, yang kulihat hanya semu
Tak kuketahui jati dirimu
Seluruhnya tentang mu hanya tergambar dari jerih payahku meraba dan mengeja syairmu

Dan akan membuta
Aku ini egois
Dan benar-benar egois
Tak perdulilah iyakah itu dirimu atau bukan
Karna aku, akan merenggut habis seluruh syair mu
Apapun itu.

Rabu, 04 Maret 2015

Comments

Popular posts from this blog

Kesepian Bayang Cermin

Memandang diri dalam cermin Aku merasa iba padamu Terperangkap sepanjang riwayat Memandang bila aku memandang Mengedip bila ku mengedip Kau hadir ketika aku membutuhkanmu Melihatmu membuatku melupakan waktu Kau pasti kesepian selama aku tak ada Ah.. bagaimana kalau kita bermain sejenak? Ayolah keluar dari cerminmu Atau.. Biarkan aku masuk Katakan padaku, dimana celah yang dapat ku lewati? Tak ada jawaban

Secuil Kertas Pengharapan

Secuil kertas pengharapan yang aku lindungi dari hujan Kini telah terbaca Ia mengerutkan dahi dan tersenyum masam Takut-takut   aku bersembuyi Namun ia merengkuh tangan ku Dan membawaku menyelinap hujan Entah apa dalam benaknya

Naskah Hari Esok

Telah sunyi Telah sepi Jalanan kosong tak berpenghuni Pendar lampu semakin menampakkan cahayanya sendiri Mengalahkan sorot lampu kendaraan yang sedari tadi hilir mudik tiada henti Mereka yang lelah pulang Mereka yang tak sempat pulang bersandar dijalan Mereka yang tak punya tempat pulang meringkuk dipinggiran