Skip to main content

Secuil Kertas Pengharapan



Secuil kertas pengharapan yang aku lindungi dari hujan
Kini telah terbaca
Ia mengerutkan dahi dan tersenyum masam
Takut-takut  aku bersembuyi
Namun ia merengkuh tangan ku
Dan membawaku menyelinap hujan

Entah apa dalam benaknya

Entah apa yang ia inginkan dari seorang gadis
Yang membawa secuil kertas pengharapan

Seolah hujan menggertak kami untuk pulang
Hatiku ciut mundur selangkah 
Tapi tidak dengannya
Hujan tak cukup ampuh memukul keningnya
Dengan tegap dada ia menyeru maju
Larilah aku disini memegangmu
Larilah aku disini melihatmu
Larilah aku disini mendengarmu
Larilah aku disini bersama hatimu

Dan Tuhan berbisik
Apa lagi yang kau tunggu?

Comments

Popular posts from this blog

Tanyaku Tentangmu

Lebih baik kau menyuapiku dengan kemarahanmu Dari pada aku menelan kebisuanmu Lebih baik kau menelanjangi ku dengan caci mu Dari pada aku melihat punggungmu yang menghadap wajahku Berhentilah seperti ini

Rupa Yang Hilang

Angin yang menghantarkan aku ke cakrawala Keriap cahaya membiaskan bayang Lalu kutangkap sesosok rupa yang hilang Sosok yang dicuri dari hayal Senja kala itu menyematkan cahaya dilubuk rasa Menggemingkan dunia yang seolah tak beranjak dari tempatnya www.jendelafarida.blogspot.com   Hanya ruh yang bertautan mengidung ke langit cinta

Kediaman

Kediamanku menjelma menjadi suatu ketakutan Semakin lama aku diam Segala hal bertambah menjadi alasan yang tak dapat kulalui Adakah pintu lain kan terbuka bila aku mengunci pintu didepan? Adakah pintu belakang kan memberi jalan keluar? Atau jendela berterali yang tiba-tiba hancur kala tinju menghujam? Aku terus tersesat dalam omong kosong itu Pada nyatanya aku hanya berdiri ditempat yang sama Kediamanku menjelma menjadi suatu ketakutan Namun aku lebih takut untuk membuka langkah Karna seseorang terus menggenggam erat tangan