Skip to main content

Posts

Tanyaku Tentangmu

Lebih baik kau menyuapiku dengan kemarahanmu Dari pada aku menelan kebisuanmu Lebih baik kau menelanjangi ku dengan caci mu Dari pada aku melihat punggungmu yang menghadap wajahku Berhentilah seperti ini
Recent posts

Kediaman

Kediamanku menjelma menjadi suatu ketakutan Semakin lama aku diam Segala hal bertambah menjadi alasan yang tak dapat kulalui Adakah pintu lain kan terbuka bila aku mengunci pintu didepan? Adakah pintu belakang kan memberi jalan keluar? Atau jendela berterali yang tiba-tiba hancur kala tinju menghujam? Aku terus tersesat dalam omong kosong itu Pada nyatanya aku hanya berdiri ditempat yang sama Kediamanku menjelma menjadi suatu ketakutan Namun aku lebih takut untuk membuka langkah Karna seseorang terus menggenggam erat tangan

Syair Pujangga

Lantunan syair-syair elok mu di embun pagi Buatku terbuai lantas lemas terkulai Ya Pujangga... Yang menjejalkan kaki mengitari jagad khayal Lalu menari-nari dalam awan lamunan Kau merasuk di dada Menggejolakkan kembali jiwa dari tidur panjang Aduhai... Janganlah redup syair itu Lantunkanlah sepanjang waktu Buailah aku selalu Sungguh aku tak ingin beranjak dari peluk syairmu Tak peduli matahari meninggi Tak peduli bulan datang dan pergi lagi Ya Pujangga... Syairmu telah mengecup bibir

Inikah yang orang bilang itu cinta?

Kalian itu siapa sih? Mengapa membuat lengkap hidupku Mengapa membuat warna dihidupku Terkadang aku membenci kalian Karna tak sepaham, searah, setujuan Tapi tunggu jangan marah Karna aku takkan pernah benar-benar membenci kalian Mau seberapa pun kesalahan yang pernah dibuat entah itu aku atau kalian Aku tak pernah bisa benar-benar marah Entah itu perlu sebuah kata maaf atau tidak Bahkan aku merasa bodoh dan tolol

Kasih Yang Marah

Engkau pergi dengan amarah Selepas aku menerka dirimu bersalah Langit mulai redup Mengusir surya ikut pergi menyertai mu Menggelar hujan yang semakin lama menderau Gemuruh yang saling bersahutan menjadikan aku kacau Begitu kah rengat hati yang ingin kau sampaikan? Seketika tubuhku lemas lantas ambruk Aku bersalah telah membuatmu pergi Tak seharusnya begini Tak seharusnya aku menyakiti

Salam Untukmu

Ini akan menjadi kali terakhir aku menyapamu. Kawan, kau pasti tahu. Hari ini adalah hari kemenangan. Kemenangan di setiap rintih sakit langkah kita, Kemenangan bagi kita yang mampu bertahan meneguhkan diri, menggenggam kandil kandil asa. Kawan, biarkan aku mengajak mu bernonstalgia, Menyelusuri disetiap jengkal memoar dinding sekolah.

Kesepian Bayang Cermin

Memandang diri dalam cermin Aku merasa iba padamu Terperangkap sepanjang riwayat Memandang bila aku memandang Mengedip bila ku mengedip Kau hadir ketika aku membutuhkanmu Melihatmu membuatku melupakan waktu Kau pasti kesepian selama aku tak ada Ah.. bagaimana kalau kita bermain sejenak? Ayolah keluar dari cerminmu Atau.. Biarkan aku masuk Katakan padaku, dimana celah yang dapat ku lewati? Tak ada jawaban