Skip to main content

Kasih Yang Marah



Engkau pergi dengan amarah
Selepas aku menerka dirimu bersalah

Langit mulai redup
Mengusir surya ikut pergi menyertai mu
Menggelar hujan yang semakin lama menderau
Gemuruh yang saling bersahutan menjadikan aku kacau
Begitu kah rengat hati yang ingin kau sampaikan?

Seketika tubuhku lemas lantas ambruk
Aku bersalah telah membuatmu pergi
Tak seharusnya begini
Tak seharusnya aku menyakiti


Aku tak bisa berpikir jernih lagi
Amit-amit aku terbayang hal buruk menimpamu
Lantas aku beranjak dari tempatku
Kucari sosokmu diseluruh penjuru kota
Namun tak satupun kutemui sosokmu
Hingga aku putus harapan dengan hadir mu kembali
Dimanakah tempat yang menyembunyikan mu dari mataku?

Lalu kulihat sesosok pria berpayung merah
Ya, itu engkau
Bermuram durja di kursi taman, tempat kita pacaran dulu
“Rupanya engkau disitu...

Maafkan kebodohan ku”
Dalam kediamanmu engkau mengulurkan tangan
Menaungiku dengan payung merahmu



Comments

Popular posts from this blog

Tanyaku Tentangmu

Lebih baik kau menyuapiku dengan kemarahanmu Dari pada aku menelan kebisuanmu Lebih baik kau menelanjangi ku dengan caci mu Dari pada aku melihat punggungmu yang menghadap wajahku Berhentilah seperti ini

Rupa Yang Hilang

Angin yang menghantarkan aku ke cakrawala Keriap cahaya membiaskan bayang Lalu kutangkap sesosok rupa yang hilang Sosok yang dicuri dari hayal Senja kala itu menyematkan cahaya dilubuk rasa Menggemingkan dunia yang seolah tak beranjak dari tempatnya www.jendelafarida.blogspot.com   Hanya ruh yang bertautan mengidung ke langit cinta

Kediaman

Kediamanku menjelma menjadi suatu ketakutan Semakin lama aku diam Segala hal bertambah menjadi alasan yang tak dapat kulalui Adakah pintu lain kan terbuka bila aku mengunci pintu didepan? Adakah pintu belakang kan memberi jalan keluar? Atau jendela berterali yang tiba-tiba hancur kala tinju menghujam? Aku terus tersesat dalam omong kosong itu Pada nyatanya aku hanya berdiri ditempat yang sama Kediamanku menjelma menjadi suatu ketakutan Namun aku lebih takut untuk membuka langkah Karna seseorang terus menggenggam erat tangan