Skip to main content

Lihatlah Tanganku Kotor!



 Lihatlah anakmu
Beban yang kau jatuhkan semakin lama terasa semakin berat,  Ayah
Tali yang kau ulurkan kini menjerat aku, Bu
Berjalan aku tak kuasa menahan beban
Berlari aku terikat
Berulang kali aku jatuh tersungkur


Aku berusaha bangkit namun aku tak mampu
Hingga suatu ketika seseorang datang
Ia mengangkat ku, membangkitkan ku
Aku dijadikan anaknya

Aku disayang, dimanja, dipakaikan gaun yang indah dan perhiasan mewah
Namun, aku harus memandikan anjingnya
Di tengah malam aku dibangunkan
Aku dimasukkan ke kandang
Anjing itu sangatlah bernafsu
Layaknya permen aku dijilati
Mereka menggigit bila aku mengelak

Suatu malam kubawakan mereka belati
Lalu kumainkan benda itu
Dan mereka berhenti menjilat

Lihatlah aku!
Tanganku kotor
Aku tak sebersih dulu lagi
Beban yang kau jatuhkan kini membuat aku menjadi monster
Aku tak bisa pergi atau kembali
Aku mohon bawa aku lari
Karna bukan ini yang aku mau

Comments

Popular posts from this blog

Kesepian Bayang Cermin

Memandang diri dalam cermin Aku merasa iba padamu Terperangkap sepanjang riwayat Memandang bila aku memandang Mengedip bila ku mengedip Kau hadir ketika aku membutuhkanmu Melihatmu membuatku melupakan waktu Kau pasti kesepian selama aku tak ada Ah.. bagaimana kalau kita bermain sejenak? Ayolah keluar dari cerminmu Atau.. Biarkan aku masuk Katakan padaku, dimana celah yang dapat ku lewati? Tak ada jawaban

Secuil Kertas Pengharapan

Secuil kertas pengharapan yang aku lindungi dari hujan Kini telah terbaca Ia mengerutkan dahi dan tersenyum masam Takut-takut   aku bersembuyi Namun ia merengkuh tangan ku Dan membawaku menyelinap hujan Entah apa dalam benaknya

Naskah Hari Esok

Telah sunyi Telah sepi Jalanan kosong tak berpenghuni Pendar lampu semakin menampakkan cahayanya sendiri Mengalahkan sorot lampu kendaraan yang sedari tadi hilir mudik tiada henti Mereka yang lelah pulang Mereka yang tak sempat pulang bersandar dijalan Mereka yang tak punya tempat pulang meringkuk dipinggiran