Sirna sudah wajahmu
Wajahmu yang hadir digelak
tawaku
Wajahmu yang hadir di sendu
tangis ku
Wajahmu yang menggeluti amarahku
Kemanakah itu?
Malam yang memerangimu dan
merenggutmu
Membuat tanganku hampa merengkuh
wajahmu
Ohh, kemanakah itu?
Siangku menjadi malam dan malam
ku teramat gelap
Ku tatap gorden yang biasa kau
singkap agar aku menatap wajah bulan bersamamu
Berdua, bulan kala itu benar
terasa mempesona
Namun kini meski kutatap bulan
hingga mataku berair
Bulan menjadi tak begitu menarik
lagi
Sunyi malam yang biasa
mempertemukan wajahmu dan wajahku pun
Tak indah lagi
Dan aku kini segan bertemu sunyi
malam
Hasratku akan semua ini lenyap
Sudah malas aku berlama-lama
dengan malam
Lantas aku merebah diranjang
Berharap aku segera terlelap dan
malam ku berlalu lebih cepat
Purworejo, 19 April 2015
Comments
Post a Comment