Skip to main content

Syair Pujangga


Lantunan syair-syair elok mu di embun pagi
Buatku terbuai lantas lemas terkulai
Ya Pujangga...
Yang menjejalkan kaki mengitari jagad khayal
Lalu menari-nari dalam awan lamunan
Kau merasuk di dada
Menggejolakkan kembali jiwa dari tidur panjang

Aduhai...
Janganlah redup syair itu
Lantunkanlah sepanjang waktu
Buailah aku selalu
Sungguh aku tak ingin beranjak dari peluk syairmu
Tak peduli matahari meninggi
Tak peduli bulan datang dan pergi lagi

Ya Pujangga...
Syairmu telah mengecup bibir

Kini benar aku terbangun dari mimpi
Dan aku inginkan engkau disini

27 Desember 14
15:22 W.I.B

Comments

Popular posts from this blog

Tanyaku Tentangmu

Lebih baik kau menyuapiku dengan kemarahanmu Dari pada aku menelan kebisuanmu Lebih baik kau menelanjangi ku dengan caci mu Dari pada aku melihat punggungmu yang menghadap wajahku Berhentilah seperti ini

Rupa Yang Hilang

Angin yang menghantarkan aku ke cakrawala Keriap cahaya membiaskan bayang Lalu kutangkap sesosok rupa yang hilang Sosok yang dicuri dari hayal Senja kala itu menyematkan cahaya dilubuk rasa Menggemingkan dunia yang seolah tak beranjak dari tempatnya www.jendelafarida.blogspot.com   Hanya ruh yang bertautan mengidung ke langit cinta

Kediaman

Kediamanku menjelma menjadi suatu ketakutan Semakin lama aku diam Segala hal bertambah menjadi alasan yang tak dapat kulalui Adakah pintu lain kan terbuka bila aku mengunci pintu didepan? Adakah pintu belakang kan memberi jalan keluar? Atau jendela berterali yang tiba-tiba hancur kala tinju menghujam? Aku terus tersesat dalam omong kosong itu Pada nyatanya aku hanya berdiri ditempat yang sama Kediamanku menjelma menjadi suatu ketakutan Namun aku lebih takut untuk membuka langkah Karna seseorang terus menggenggam erat tangan